| From: | Batara Hutagalung    Oleh karena itu, ini bentuk ekspresi gw untuk juga melecehkan pemerintah   belanda dengan menulis belanda pake huruf kecil.Gw juga bukan satu-satunya yang suka nulis belanda pake huruf kecil.
 Yang juga suka nulis belanda pake huruf kecil adalah Mas Anwari Arnowo, putra   pejuang Surabaya Doel Arnowo.
 Best   regards, Batara.
 
 Cc. Mas Anwari Arnowo.
 
 
 
 --- On Mon, 12/7/09, Wen   Harahap  wrote:
 From: Wen Harahap
 Subject: Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno
 To: sudjar@iinet.net.au, "Batara Hutagalung"
 Cc: "Emma Soekarba" ,   "Kadarwati" , "Kris   Sulisto" , "Pri Sulisto"   , indra4343@yahoo.com, "laksmi   Siregar" , "Laksmiati Hanafiah"   , "'M . Supangat Danuningrat'"   , "“Wijajanti Kromodimuljo”"   , ade.yolando@ptjas.co.id, hera1312@yahoo.com,   "Nonot Soegiono" ,   didiet_sg@yahoo.com, "Teguh Santoso" ,   "Hadiyono Bulungan B" ,   picanuts@hotmail.com, "Darto Satoto"   , "Eva Sabdono"   , "herdjadiono soengkono"   , "Jasmine"   , "Tuti Merdiko"   , sukantini_soekadi@yahoo.co.id,   m.dangsina@yahoo.com, hardi_soesilo@yahoo.com, riniutami@centrin.net.id,   "Woro Sukesti" , "Wartati   Nadir" , "Taufik centrin"   , "Pras Subroto"   , "'Norman H . Harahap'" ,   "Dop Baer" , "Armand Harahap"   , "Amanullah"   , "Endang Basuki"   , "Dama Soetjipto"   , endangsyahrir@yahoo.com, "Marcia   Gaffar" , "hendar asmara"   , "Atie Yasma6" ,   "Atiek Indram" , "Adjit"   , "Sjafril Zainuddin"   , "Prastowo"   , "Bambang Adjie"   , "Hisbullah"   , "Darto"   , "gayatri suryaningsih"   , "Ina RM" ,   alumniSMA6Jadoel@yahoogroups.com, r.zulkarini@abnp.co.id, "Yayuk Tomat"   , "Krisdarmadji Hardono"   , "Imran Hasibuan"   , "Nina Pane"
 Date: Monday, December 7, 2009, 1:20 AM
  Bat,   kok di beberapa kalimat terakhir, "Belanda" ente tulis   dengan huruf "b" kecil? (wh). ----- Original Message ----- From: Batara Hutagalung To: sudjar@iinet.net.au Cc: r.zulkarini@abnp.co.id ; alumniSMA6Jadoel@yahoogroups.com ; Wen   Harahap ; Ina RM ;gayatri suryaningsih ; Darto ; Hisbullah ; Bambang   Adjie ; Prastowo ; Sjafril   Zainuddin ; Adjit ;Atiek Indram ; Atie   Yasma6 ; hendar asmara ; Marcia   Gaffar ; endangsyahrir@yahoo.com ;Dama Soetjipto ; Endang   Basuki ; Amanullah ; Armand   Harahap ; Dop Baer ; 'Norman   H . Harahap' ; Pras Subroto ; Taufik   centrin ; Wartati Nadir ; Woro   Sukesti ;riniutami@centrin.net.id ; hardi_soesilo@yahoo.com ; m.dangsina@yahoo.com ;sukantini_soekadi@yahoo.co.id ; Tuti   Merdiko ; Jasmine ; herdjadiono   soengkono ; Eva Sabdono ; Darto   Satoto ; picanuts@hotmail.com ; Hadiyono   Bulungan B ; Sudjar Wahyudi Soemartopo ; Teguh   Santoso ; didiet_sg@yahoo.com ; Nonot   Soegiono ;hera1312@yahoo.com ; ade.yolando@ptjas.co.id ; “Wijajanti   Kromodimuljo” ; 'M . Supangat Danuningrat' ; Laksmiati   Hanafiah ; laksmi Siregar ; indra4343@yahoo.com ; Pri   Sulisto ; Kris Sulisto Sent: Sunday, December 06,   2009 10:58 PM Subject: Re: Pangeran   Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno            | Dear Sudjar, Terima kasih atas ucapan selamat ulang tahun. Mengenai penulisan sejarah, pada bulan Oktober tahun     2001 saya telah menerbitkan buku dengan judul: “10 November 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya ?” Buku     setebal 482 halaman tersebut diterbitkan oleh Millenium Publisher. Dalam buku ini saya menganalisis latar belakang yang     sebenarnya, mengapa Inggris pada waktu itu mengerahkan kekuatan militernya     yang terbesar setelah usai perang dunia kedua, dan melakukan pemboman     secara membabibuta terhadap kota Surabaya, yang mengakibatkan tewasnya     sekitar 20.000 penduduk Surabaya, dan sekitar 150.000 orang dipaksa     mengungsi. Karena beberapa teman saya di Jerman meminta dikirim     buku tersebut, maka saya masukkan seluruh teksnya ke salahsatu weblog saya.     Isi lengkap dapat dibaca dihttp://10november1945.blogspot.com. Memang benar, menjadi penulis buku sejarah tak bisa     menghasilkan uang yang cukup.Bahkan sampai sekarang biaya penelitian saya     selama empat tahun tak tertutup dengan royalty 10% dari hasil penjualan     buku tersebut. Tetapi saya tak kapok. Apabila percetakannya lancar, akhir bulan Desember ini     saya akan meluncurkan buku kedua dengan judul: “SERANGAN UMUM 1 MARET 1949     Dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia     .” Tebal buku sekitar 720 - 730 halaman. Di zaman Orde Baru peristiwa ini di-blow up,     seolah-olah inilah satu-satunya pertempuran yang menentukan kemerdekaan Indonesia ,     dan Suharto adalah sang super     hero. Saya dapat membuktikan, berdasarkan beberapa dokumen     yang ada, bahwa “his     story”tersebut tidak benar. Dalam buku ini saya menjelaskan, rangkaian peristiwa     sejarah, yang kemudian menyebabkan terjadinya yang dinamakan ‘SERANGAN     UMUM’ tersebut, dan saya memaparkan berbagai peristiwa yang menunjukkan,     bahwa ini bukan satu-satunya peristiwa yang menentukan kemerdekaan RI. Saya telah menulis beberapa artikel mengenai sejarah,     yang dimuat di harian Rakyat Merdeka, dan berbagai makalah telah saya     sampaikan dalam berbagai seminar. Saya cukup sering menjadi Narasumber di     TVRI, tvOne dan MetroTV untuk masalah sejarah. Pada 30 Oktober 2009, saya memberikan ceramah di hadapan     sekitar 70 guru-guru sejarah SMA Negeri seluruh Jakarta Selatan, mengenai     pertempuran heroik di Surabaya 28 Oktober 1945. Peristiwa inilah yang menjadi penyebab pemboman Inggris     pada bulan November 1945. Ternyata tak seorangpun dari para guru tersebut     yang pernah mendengar atau membaca mengenai hal ini. Kumpulan tulisan saya dapat dibaca di weblog saya http://batarahutagalung.blogspot.com Mengenai peristiwa tragedi nasional yang terjadi tahun     1965, sudah banyak sekali sejarawan dan peneliti yang menerbitkan buku. Saya sendiri     telah membuat catatan-catatan, yang suatu hari juga akan saya terbitkan. Pada saat ini     fokus penelitian sya adalah periode 1942 – 1950, yang kurang sekali     mendapat perhatian para sejarawan Indonesia . Masa     pendudukan Jepang di Indonesia hampir tidak ada buku/referensi dalam bahasa     Indonesia . Kebanyakan yang melakukan penelitian adalah sejarawan Belanda. Yang TIDAK     ADA SAMASEKALI adalah penelitian masa penjajahan dari tahun 1619 – 1942,     baik di zaman VOC, maupun setelah periode VOC brlalu (tahun 1799). Padahal,     apabila ada yang berminat melakukan penelitian, arsip mengenai periode ini,     terutama arsip VOC, sangat lengkap di Arsip Nasional. Misalnya zaman     perbudakan tahun 1642 – 1864. Di masa itu, belanda adalah pedagang budak     terbesar di dunia, dan mempunyai dua basis di Afrika. Di abad 17, lebih     dari 50% (!) penduduk Batavia adalah budak! Belanda     menyatakan zaman VOC adalah zaman keemasan (de gouden eeuw) belanda,     dan tahun 2002 belanda memperingati 400 tahun berdirinya VOC (20 Maret     1602) secara besar-besaran SEPANJANG TAHUN 2002! Belanda menyatakan bahwa VOC adalah “The Wordl’s First     Multinational Company.” Oleh karena itu pemerintah belanda berusaha untuk     “menginternasionalisasikan” warisan VOC ini, sehingga dengan demikian     apabila PBB menyatakan bahwa VOC adalah “warisan budaya dunia”, maka     belanda akan memperoleh akses yang luas ke arsip VOC, yang sangat mereka     inginkan. Saya mendapat informasi ini dari     Bapak Abdul Irsan, mantan Dubes RI untuk belanda. Mungkin     sekian dulu untuk kali ini. Akan saya lanjutkan pada lain kesempatan. Best regards, Batara 
 --- On Fri, 12/4/09,     sudjar@iinet.net.au  wrote:
 From: sudjar@iinet.net.au
 Subject: Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno
 To: r.zulkarini@abnp.co.id, alumniSMA6Jadoel@yahoogroups.com, "Wen     Harahap" , "Ina RM" ,     "gayatri suryaningsih" ,     "Darto" , "Hisbullah"     , "Bambang Adjie"     , "Prastowo"     , "Sjafril Zainuddin"     , "Adjit"     , "Atiek Indram"     , "Atie Yasma6"     , "hendar asmara"     , "Marcia Gaffar" ,     endangsyahrir@yahoo.com, "Dama Soetjipto" ,     "Endang Basuki" ,     "Amanullah" , "Armand     Harahap" , "Dop Baer"     , "'Norman H . Harahap'"     , "Pras Subroto"     , "Taufik centrin"     , "Wartati Nadir"     , "Woro Sukesti"     , riniutami@centrin.net.id,     hardi_soesilo@yahoo.com, m.dangsina@yahoo.com, sukantini_soekadi@yahoo.co.id,     "Tuti Merdiko" ,     "Jasmine" , "herdjadiono     soengkono" , "Eva Sabdono"     , "Darto Satoto"     , picanuts@hotmail.com, "Hadiyono     Bulungan B" , "Sudjar Wahyudi     Soemartopo" , "Teguh Santoso"     , didiet_sg@yahoo.com, "Nonot     Soegiono" , hera1312@yahoo.com,     ade.yolando@ptjas.co.id, "'“Wijajanti Kromodimuljo”'"     , "Batara Hutagalung"
 Cc: "'M . Supangat Danuningrat'" ,     "Laksmiati Hanafiah" , "laksmi     Siregar" , indra4343@yahoo.com,     "Pri Sulisto" , "Kris     Sulisto"
 Date: Friday, December 4, 2009, 8:10 PM
 Dear Batara
 
 Selamat ulang tahun semoga panjang umur karena anda dibutuhkan sebagai guru     sejarah RI  bukan hanya oleh milis ini tetapi untuk  semua     orang Indonesia,dalam upaya memberi pelajaran utk anak2 dan cucu2 kita     orang2 Indonesia
 Sebagai orang Indonesia yang sudah Manula cerita2 Kakek saya     ttg  kejahatan2 Westerling memang sudah saya sering dengar dari cerita     embah kakung.  Saya saluut pada kepandaian anda menjaga sejarah2     sebelum dan setelah
 Reklamasi 17 Agustus 1945.  Mungkin anda adalah orang Indonesia yang     tepat mempunyai kreasi2 tsb, mungkin  juga anda cocok sebagai penulis     sejarah Indonesia periode 1945 sampai 1966 dari Naik panggungnya Soekarno
 sampai 1966 dgn adanya Super Semar.  Walaupun kemungkinan anda utk      mendapat penghasilan dari penjualan buku Sejarah tsbtipis, Saya     kita paling tidak anggota milis ini bisa mendukung utk buku Sejarah     periode tsb dijadikan sebgai salah satu
 buku Texbook mulai dari SMP sampai kelas 3 SMA.  Mungkin juga     anda bisa menulis buku ini dan dipakai sebagai textbook mahasiswa sejarah Indonesia.  Saya     kira tugas ini memerlukan banyak research dsb
 
 Setelah buku diatas selesai , saya harapkan anda akan menjadi pelopor untuk     membaiki kesalahan2 Order Baru dimana seperti pernah saya katakan     bahwa ketidak adilan perbuatan KAMI terhadap ormas2 lain dimana
 sebagai contohnya Gayatri harus di-skors tidak bisa kuliah 1 tahun.      Ini hanya satu contoh saja, contoh lain2 adalah pembantaian orang2 PKI     atau bukan PKI oleh pasukan Baret merah di Jawa Tengah dan daerah2 lain     di
 Indonesia termasuk Bali.  Saya tidak     pernah mengira bahwa di Bali banyak     korban akibat Gestapu, salah atau tidak salah.  Hanya cerita dari     kawan PPI Australia yg asal dari Bali ,     baru saya dengar ttg kejahatan AKTIVIS anti PKI
 Adanya majah terbitan dari Belanda yg kritis pada Orde baru pada masalah2     kejambret saya lupa ada istilahnya - I need your help     here.   Mana ada rekonsiliasi dari pemerintah, hanya dari     group Gus Dur yg sudah memulai
 proses tsb.  What  I am trying to say is when you have     finished Indonesia's history 1945- 1966, you should start or find     someone you know to start writing about the most horrible periode     where the chldren of exTapol are
 discriminated in their whole life just because your father or your     grandfather is implicated by PKI or exTapol.
 That is also our enemy to right us from the wrong we did to     those Orang Indonesia.
 
 Happy birthday and God Bless
 Salam
 Sudjar
 
 
 
 
 On Thu Dec 3 8:09 , Batara Hutagalung sent:
              | Pangeran Bernhard tahun 1950       mau mengkudeta Sukarno   Hal ini diungkapkan       dalam buku yang baru diluncurkan di Den Haag, Belanda pada 30 November       2009. Buku dengan judul “ZKH.       Hoog spel aan het hof       van Zijne Koninklijke Hoogheid” (Permainan Tinggi di Istana Kerajaan       Yang Mulia) ditulis oleh jurnalis Jort Kelder dan sejarawan Harry Veenendaal,       berdasarkan catatan harian dari I.Gerrie van Maasdijk. Maasdijk pernah menjadi staf dari Pangeran bernhard. Bernhard berkeinginan menjadi Raja Muda (Viceroy) di       Indonesia, seperti halnya Lord Mountbatten, yang di akhir tahun 40-an       menjadi Raja Muda di India. Hal ini terungkap dalam surat-surat dari pangeran Bernhard yang       ditujukan antara lain ke Jenderal USA Douglas MacArthur. Dari pemeriksaan pasukan elit kepolisian, Marrechaussee (Marsose), juga terungkap,       adanya kontak antara staf pangeran Bernhard dengan Kapten Raymond Paul       Pierre Westerling. Sejarah mencatat, pada 23 Januari 1950 Westerling mencoba       melakukan kudeta terhadap pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS),       yang baru menerima kekuasaan dari pemerintah Belanda pada 27 Desember       1949. Dalam kudeta yang gagal tersebut, yang melibatkan pasukan elitReciment       Speciaale Troepen (RST),       yang juga melibatkan Sultan Hamid II, 94 anggota TNI yang tak bersenjata,       dibantai di Bandung, termasuk Letkol Lembong. Setelah kudeta tersebut gagal, pemerintah RIS akan menangkap       Westerling, namun pimpinan tertinggi sipil dan militer Belanda terlibat       konspirasi menyelamatkan Westerling keluar dari Indonesia. Pada waktu itu, Duta Besar Belanda untuk Amerika, van Kleevens       mengatakan, masyarakat di Amerika telah menuding kudeta Westerling itu       digerakkan oleh “de zwarte hand van Nederland” (tangan hitam dari       Belanda). Beberapa bulan yang lalu, sejarawan Belanda, Cees Fasseur, yang       pernah menjabat sebagai sekretaris tim antar departemen yang menyusun       laporan pemerintah Belanda tahun 1969, mengenai kejahatan-kejahatan yang       dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950,       menyatakan, bahwa laporan tersebut harus ditulis ulang karena banyak       terdapat manipulasi di dalamnya. Hasil penelitian yang dilakukan secara terburu-buru atas tuntutan       pihak oposisi di Tweedekamer (parlemen belanda), disusun       dalam laporan berjudul “Nota       betreffende het archievenonderzoek naar gegevens omtrent excessen in       IndonesiĆ« begaan door Nederlandse militairen in de periode 1945-1950”,       disingkat menjadi De Excessennota. Laporan resmi ini       disampaikan oleh Perdana Menteri de Jongke parlemen belanda pada 2 Juni       1969. Dalam De Excessennota dilaporkan sekitar 140 kejahatan yang dilakukan       oleh tentara Belanda di Indonesia, namun angka-angkanya dikecilkan. Misalnya, pembantaian di Sulawesi Selatan,       menurut Indonesia jumlahnya mencapai 40.000 orang, dalam laporan tersebut       disenut hanya 3000 orang. Pembantaian di desa Rawagede pada 9 Desember       1947, menurut penduduk desa Rawagede, korban pembantaian adalah 431       orang, dalam laporan disebut hanya 20 orang. Nama-nama komandan dan pelakunya tidak ada yang       disebutkan. Bulan Mei tahun 2009, terungkap nama komandan yang       memerintahkan pembantaian di desa Rawagede, yaitu Mayor Alfons Wijnen. Ternyata       pada tahun 1948 dia mendapat pengampunan (impunity)       dari pemerintah Belanda. Pada bulan Juni 2009, tiga anggota parlemen       belanda, Harry van Bommel (Partai Sosialis), Martijn van Dam (PvdA) dan       Mariko Peters (GroenLinks)       mengajukan mosi, menuntut pemerintah Belanda meminta maaf atas pemberian       pengampunan tersebut. Namun pemerintah belanda menolak meminta maaf. Pada 28 Oktober 2009, Heinrich Boere, 88 tahun,       mantan tentara Jerman, dimajukan ke pengadilan di Aachen, Jerman, karena       tahun 1944 di Belanda, dia membunuh 3 (!) orang pendudk sipil belanda.       Berarti setelah 65 tahun, kasusnya tidak kadaluarsa. Tahun 2009, telah       ada tiga orang mantan tentara Jerman, semuanya berusia di atas 85 tahun,       dimajukan ke pengadilan atas kejahatan perang yang mereka lakukan selama       perang dunia kedua antara tahun 1941 – 1945. Di Internationa       Criminal Court (Pengadilan       Kejahatan Internasional) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, ada 3       jenis kejahatan yang tidak mengenal kadaluarsa, yaitu Genocide (pembantaian       etnis), War Crimes (kejahatan       perang) dan Crimes Against       Humanity (kejahatan       atas kemanusiaan). Sangat menarik, apa lagi yang akan terbongkar       mengenai masa agresi militer belanda di Indonesia antara tahun 1945 –       1950. Yang patut menjadi catatan, semua hal tersebut       dibongkar sendiri oleh jurnalis dan sejarawan orang Belanda. Bahkan anggota parlemen belanda juga bereaksi keras       atas temuan-temuan tersebut. Sementara itu, pembantaian ratusan ribu rakyat Indonesia       selama agresi militer belanda yang dilakukan setelah usai perang dunia       kedua, tidak ada yang mempedulikan, baik pemerintah belanda, maupun       pemerintah Indonesia. Yang bereaksi hanya satu LSM di Indonesia, Komite       Utang Kehormatan Belanda (KUKB), yang dibantu oleh beberapa anggota       parlemen Belanda dan pers Belanda. Apakah anggota DPR RI, para diplomat RI, sejawawan       dan jurnalis Indonesia tidur saja? Samasekali tidak memberikan reaksi       atas temuan-temuan baru di belanda sehubungan dengan masa agresi militer       belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950?   Terlampir di attachment berita dari Belanda, dan tulisan saya       mengenai pembantaian yang dilakukan oleh Westerling dan pasukannya dalam       “kudeta Westerling” pada 23 Januari 1950 yang gagal.   Batara R. Hutagalung Weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com http://indonesiadutch.blogspot.com     ======================================================   Motie van Harry van       Bommel, Martijn van Dam, Mariko Peters   overwegende, dat in de politionele acties door sommige Nederlandse       militairen ernstige schendingen van de mensenrechten onder de bevolking van IndonesiĆ« zijn gepleegd, zoals in december 1947 in het dorp Rawagede       op Java;   overwegende, dat de Nederlandse regering in augustus 2005 spijt heeft betuigd over de «pijnlijke en gewelddadige scheiding der wegen van IndonesiĆ« en Nederland» en betreurt dat het aan «de verkeerde kant van de geschiedenis» terecht is gekomen;   constaterende, dat de Commissie van Goede Diensten van de Verenigde Naties in 1948 heeft geoordeeld dat de massamoord in Rawagede       “opzettelijk en meedogenloos” was;   tevens constaterende, dat op basis van recent vrijgekomen documenten       niet alleen blijkt dat Nederlandse militaire en politieke autoriteiten in       1948 op hoogte waren van het oorlogsmisdrijf in Rawagede, maar toen ook       besloten de verantwoordelijke commandant van vervolging vrij te stellen;   van mening, dat deze handelwijze uit het oogpunt van respectering van       het internationaal recht zoals dat toen gold en het huidige Nederlandse       mensenrechtenbeleid te betreuren valt;   verzoekt de regering excuses aan te bieden voor het niet vervolgen       van de verantwoordelijke militaire commandant van de massamoord in       Rawagede   en gaat over tot de orde van de dag.   Van Bommel Van Dam Peters   * i.v.m. wijziging in de ondertekening   |  
 |  
 | 
 
No comments:
Post a Comment