Sunday, December 6, 2009


Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno

Mon, December 7, 2009 10:29:03 AM

From:

Batara Hutagalung

Oleh karena itu, ini bentuk ekspresi gw untuk juga melecehkan pemerintah belanda dengan menulis belanda pake huruf kecil.
Gw juga bukan satu-satunya yang suka nulis belanda pake huruf kecil.
Yang juga suka nulis belanda pake huruf kecil adalah Mas Anwari Arnowo, putra pejuang Surabaya Doel Arnowo.
Best regards, Batara.

Cc. Mas Anwari Arnowo.



--- On Mon, 12/7/09, Wen Harahap wrote:


From: Wen Harahap
Subject: Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno
To: sudjar@iinet.net.au, "Batara Hutagalung"
Cc: "Emma Soekarba" , "Kadarwati" , "Kris Sulisto" , "Pri Sulisto" , indra4343@yahoo.com, "laksmi Siregar" , "Laksmiati Hanafiah" , "'M . Supangat Danuningrat'" , "“Wijajanti Kromodimuljo”" , ade.yolando@ptjas.co.id, hera1312@yahoo.com, "Nonot Soegiono" , didiet_sg@yahoo.com, "Teguh Santoso" , "Hadiyono Bulungan B" , picanuts@hotmail.com, "Darto Satoto" , "Eva Sabdono" , "herdjadiono soengkono" , "Jasmine" , "Tuti Merdiko" , sukantini_soekadi@yahoo.co.id, m.dangsina@yahoo.com, hardi_soesilo@yahoo.com, riniutami@centrin.net.id, "Woro Sukesti" , "Wartati Nadir" , "Taufik centrin" , "Pras Subroto" , "'Norman H . Harahap'" , "Dop Baer" , "Armand Harahap" , "Amanullah" , "Endang Basuki" , "Dama Soetjipto" , endangsyahrir@yahoo.com, "Marcia Gaffar" , "hendar asmara" , "Atie Yasma6" , "Atiek Indram" , "Adjit" , "Sjafril Zainuddin" , "Prastowo" , "Bambang Adjie" , "Hisbullah" , "Darto" , "gayatri suryaningsih" , "Ina RM" , alumniSMA6Jadoel@yahoogroups.com, r.zulkarini@abnp.co.id, "Yayuk Tomat" , "Krisdarmadji Hardono" , "Imran Hasibuan" , "Nina Pane"
Date: Monday, December 7, 2009, 1:20 AM



Bat,

kok di beberapa kalimat terakhir, "Belanda" ente tulis dengan huruf "b" kecil? (wh).

----- Original Message -----

From: Batara Hutagalung

To: sudjar@iinet.net.au

Cc: r.zulkarini@abnp.co.id ; alumniSMA6Jadoel@yahoogroups.com ; Wen Harahap ; Ina RM ;gayatri suryaningsih ; Darto ; Hisbullah ; Bambang Adjie ; Prastowo ; Sjafril Zainuddin ; Adjit ;Atiek Indram ; Atie Yasma6 ; hendar asmara ; Marcia Gaffar ; endangsyahrir@yahoo.com ;Dama Soetjipto ; Endang Basuki ; Amanullah ; Armand Harahap ; Dop Baer ; 'Norman H . Harahap' ; Pras Subroto ; Taufik centrin ; Wartati Nadir ; Woro Sukesti ;riniutami@centrin.net.id ; hardi_soesilo@yahoo.com ; m.dangsina@yahoo.com ;sukantini_soekadi@yahoo.co.id ; Tuti Merdiko ; Jasmine ; herdjadiono soengkono ; Eva Sabdono ; Darto Satoto ; picanuts@hotmail.com ; Hadiyono Bulungan B ; Sudjar Wahyudi Soemartopo ; Teguh Santoso ; didiet_sg@yahoo.com ; Nonot Soegiono ;hera1312@yahoo.com ; ade.yolando@ptjas.co.id ; “Wijajanti Kromodimuljo” ; 'M . Supangat Danuningrat' ; Laksmiati Hanafiah ; laksmi Siregar ; indra4343@yahoo.com ; Pri Sulisto ; Kris Sulisto

Sent: Sunday, December 06, 2009 10:58 PM

Subject: Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno

Dear Sudjar,

Terima kasih atas ucapan selamat ulang tahun.

Mengenai penulisan sejarah, pada bulan Oktober tahun 2001 saya telah menerbitkan buku dengan judul: “10 November 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya ?” Buku setebal 482 halaman tersebut diterbitkan oleh Millenium Publisher.

Dalam buku ini saya menganalisis latar belakang yang sebenarnya, mengapa Inggris pada waktu itu mengerahkan kekuatan militernya yang terbesar setelah usai perang dunia kedua, dan melakukan pemboman secara membabibuta terhadap kota Surabaya, yang mengakibatkan tewasnya sekitar 20.000 penduduk Surabaya, dan sekitar 150.000 orang dipaksa mengungsi.

Karena beberapa teman saya di Jerman meminta dikirim buku tersebut, maka saya masukkan seluruh teksnya ke salahsatu weblog saya. Isi lengkap dapat dibaca dihttp://10november1945.blogspot.com.

Memang benar, menjadi penulis buku sejarah tak bisa menghasilkan uang yang cukup.Bahkan sampai sekarang biaya penelitian saya selama empat tahun tak tertutup dengan royalty 10% dari hasil penjualan buku tersebut.

Tetapi saya tak kapok.

Apabila percetakannya lancar, akhir bulan Desember ini saya akan meluncurkan buku kedua dengan judul: “SERANGAN UMUM 1 MARET 1949 Dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia .”

Tebal buku sekitar 720 - 730 halaman.

Di zaman Orde Baru peristiwa ini di-blow up, seolah-olah inilah satu-satunya pertempuran yang menentukan kemerdekaan Indonesia , dan Suharto adalah sang super hero.

Saya dapat membuktikan, berdasarkan beberapa dokumen yang ada, bahwa “his story”tersebut tidak benar.

Dalam buku ini saya menjelaskan, rangkaian peristiwa sejarah, yang kemudian menyebabkan terjadinya yang dinamakan ‘SERANGAN UMUM’ tersebut, dan saya memaparkan berbagai peristiwa yang menunjukkan, bahwa ini bukan satu-satunya peristiwa yang menentukan kemerdekaan RI.

Saya telah menulis beberapa artikel mengenai sejarah, yang dimuat di harian Rakyat Merdeka, dan berbagai makalah telah saya sampaikan dalam berbagai seminar. Saya cukup sering menjadi Narasumber di TVRI, tvOne dan MetroTV untuk masalah sejarah.

Pada 30 Oktober 2009, saya memberikan ceramah di hadapan sekitar 70 guru-guru sejarah SMA Negeri seluruh Jakarta Selatan, mengenai pertempuran heroik di Surabaya 28 Oktober 1945.

Peristiwa inilah yang menjadi penyebab pemboman Inggris pada bulan November 1945. Ternyata tak seorangpun dari para guru tersebut yang pernah mendengar atau membaca mengenai hal ini.

Kumpulan tulisan saya dapat dibaca di weblog saya

http://batarahutagalung.blogspot.com

Mengenai peristiwa tragedi nasional yang terjadi tahun 1965, sudah banyak sekali sejarawan dan peneliti yang menerbitkan buku.

Saya sendiri telah membuat catatan-catatan, yang suatu hari juga akan saya terbitkan.

Pada saat ini fokus penelitian sya adalah periode 1942 – 1950, yang kurang sekali mendapat perhatian para sejarawan Indonesia .

Masa pendudukan Jepang di Indonesia hampir tidak ada buku/referensi dalam bahasa Indonesia . Kebanyakan yang melakukan penelitian adalah sejarawan Belanda.

Yang TIDAK ADA SAMASEKALI adalah penelitian masa penjajahan dari tahun 1619 – 1942, baik di zaman VOC, maupun setelah periode VOC brlalu (tahun 1799). Padahal, apabila ada yang berminat melakukan penelitian, arsip mengenai periode ini, terutama arsip VOC, sangat lengkap di Arsip Nasional. Misalnya zaman perbudakan tahun 1642 – 1864. Di masa itu, belanda adalah pedagang budak terbesar di dunia, dan mempunyai dua basis di Afrika. Di abad 17, lebih dari 50% (!) penduduk Batavia adalah budak!

Belanda menyatakan zaman VOC adalah zaman keemasan (de gouden eeuw) belanda, dan tahun 2002 belanda memperingati 400 tahun berdirinya VOC (20 Maret 1602) secara besar-besaran SEPANJANG TAHUN 2002!

Belanda menyatakan bahwa VOC adalah “The Wordl’s First Multinational Company.” Oleh karena itu pemerintah belanda berusaha untuk “menginternasionalisasikan” warisan VOC ini, sehingga dengan demikian apabila PBB menyatakan bahwa VOC adalah “warisan budaya dunia”, maka belanda akan memperoleh akses yang luas ke arsip VOC, yang sangat mereka inginkan. Saya mendapat informasi ini dari Bapak Abdul Irsan, mantan Dubes RI untuk belanda.

Mungkin sekian dulu untuk kali ini.

Akan saya lanjutkan pada lain kesempatan.

Best regards,

Batara



--- On Fri, 12/4/09, sudjar@iinet.net.au wrote:


From: sudjar@iinet.net.au
Subject: Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 ingin mengkudeta Sukarno
To: r.zulkarini@abnp.co.id, alumniSMA6Jadoel@yahoogroups.com, "Wen Harahap" , "Ina RM" , "gayatri suryaningsih" , "Darto" , "Hisbullah" , "Bambang Adjie" , "Prastowo" , "Sjafril Zainuddin" , "Adjit" , "Atiek Indram" , "Atie Yasma6" , "hendar asmara" , "Marcia Gaffar" , endangsyahrir@yahoo.com, "Dama Soetjipto" , "Endang Basuki" , "Amanullah" , "Armand Harahap" , "Dop Baer" , "'Norman H . Harahap'" , "Pras Subroto" , "Taufik centrin" , "Wartati Nadir" , "Woro Sukesti" , riniutami@centrin.net.id, hardi_soesilo@yahoo.com, m.dangsina@yahoo.com, sukantini_soekadi@yahoo.co.id, "Tuti Merdiko" , "Jasmine" , "herdjadiono soengkono" , "Eva Sabdono" , "Darto Satoto" , picanuts@hotmail.com, "Hadiyono Bulungan B" , "Sudjar Wahyudi Soemartopo" , "Teguh Santoso" , didiet_sg@yahoo.com, "Nonot Soegiono" , hera1312@yahoo.com, ade.yolando@ptjas.co.id, "'“Wijajanti Kromodimuljo”'" , "Batara Hutagalung"
Cc: "'M . Supangat Danuningrat'" , "Laksmiati Hanafiah" , "laksmi Siregar" , indra4343@yahoo.com, "Pri Sulisto" , "Kris Sulisto"
Date: Friday, December 4, 2009, 8:10 PM


Dear Batara

Selamat ulang tahun semoga panjang umur karena anda dibutuhkan sebagai guru sejarah RI bukan hanya oleh milis ini tetapi untuk semua orang Indonesia,dalam upaya memberi pelajaran utk anak2 dan cucu2 kita orang2 Indonesia
Sebagai orang Indonesia yang sudah Manula cerita2 Kakek saya ttg kejahatan2 Westerling memang sudah saya sering dengar dari cerita embah kakung. Saya saluut pada kepandaian anda menjaga sejarah2 sebelum dan setelah
Reklamasi 17 Agustus 1945. Mungkin anda adalah orang Indonesia yang tepat mempunyai kreasi2 tsb, mungkin juga anda cocok sebagai penulis sejarah Indonesia periode 1945 sampai 1966 dari Naik panggungnya Soekarno
sampai 1966 dgn adanya Super Semar. Walaupun kemungkinan anda utk mendapat penghasilan dari penjualan buku Sejarah tsbtipis, Saya kita paling tidak anggota milis ini bisa mendukung utk buku Sejarah periode tsb dijadikan sebgai salah satu
buku Texbook mulai dari SMP sampai kelas 3 SMA. Mungkin juga anda bisa menulis buku ini dan dipakai sebagai textbook mahasiswa sejarah Indonesia. Saya kira tugas ini memerlukan banyak research dsb

Setelah buku diatas selesai , saya harapkan anda akan menjadi pelopor untuk membaiki kesalahan2 Order Baru dimana seperti pernah saya katakan bahwa ketidak adilan perbuatan KAMI terhadap ormas2 lain dimana
sebagai contohnya Gayatri harus di-skors tidak bisa kuliah 1 tahun. Ini hanya satu contoh saja, contoh lain2 adalah pembantaian orang2 PKI atau bukan PKI oleh pasukan Baret merah di Jawa Tengah dan daerah2 lain di
Indonesia termasuk Bali. Saya tidak pernah mengira bahwa di Bali banyak korban akibat Gestapu, salah atau tidak salah. Hanya cerita dari kawan PPI Australia yg asal dari Bali , baru saya dengar ttg kejahatan AKTIVIS anti PKI
Adanya majah terbitan dari Belanda yg kritis pada Orde baru pada masalah2 kejambret saya lupa ada istilahnya - I need your help here. Mana ada rekonsiliasi dari pemerintah, hanya dari group Gus Dur yg sudah memulai
proses tsb. What I am trying to say is when you have finished Indonesia's history 1945- 1966, you should start or find someone you know to start writing about the most horrible periode where the chldren of exTapol are
discriminated in their whole life just because your father or your grandfather is implicated by PKI or exTapol.
That is also our enemy to right us from the wrong we did to those Orang Indonesia.

Happy birthday and God Bless
Salam
Sudjar




On Thu Dec 3 8:09 , Batara Hutagalung sent:

Pangeran Bernhard tahun 1950 mau mengkudeta Sukarno

Hal ini diungkapkan dalam buku yang baru diluncurkan di Den Haag, Belanda pada 30 November 2009.

Buku dengan judul “ZKH. Hoog spel aan het hof van Zijne Koninklijke Hoogheid” (Permainan Tinggi di Istana Kerajaan Yang Mulia) ditulis oleh jurnalis Jort Kelder dan sejarawan Harry Veenendaal, berdasarkan catatan harian dari I.Gerrie van Maasdijk.

Maasdijk pernah menjadi staf dari Pangeran bernhard.

Bernhard berkeinginan menjadi Raja Muda (Viceroy) di Indonesia, seperti halnya Lord Mountbatten, yang di akhir tahun 40-an menjadi Raja Muda di India.

Hal ini terungkap dalam surat-surat dari pangeran Bernhard yang ditujukan antara lain ke Jenderal USA Douglas MacArthur.

Dari pemeriksaan pasukan elit kepolisian, Marrechaussee (Marsose), juga terungkap, adanya kontak antara staf pangeran Bernhard dengan Kapten Raymond Paul Pierre Westerling.

Sejarah mencatat, pada 23 Januari 1950 Westerling mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS), yang baru menerima kekuasaan dari pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949.

Dalam kudeta yang gagal tersebut, yang melibatkan pasukan elitReciment Speciaale Troepen (RST), yang juga melibatkan Sultan Hamid II, 94 anggota TNI yang tak bersenjata, dibantai di Bandung, termasuk Letkol Lembong.

Setelah kudeta tersebut gagal, pemerintah RIS akan menangkap Westerling, namun pimpinan tertinggi sipil dan militer Belanda terlibat konspirasi menyelamatkan Westerling keluar dari Indonesia.

Pada waktu itu, Duta Besar Belanda untuk Amerika, van Kleevens mengatakan, masyarakat di Amerika telah menuding kudeta Westerling itu digerakkan oleh “de zwarte hand van Nederland” (tangan hitam dari Belanda).

Beberapa bulan yang lalu, sejarawan Belanda, Cees Fasseur, yang pernah menjabat sebagai sekretaris tim antar departemen yang menyusun laporan pemerintah Belanda tahun 1969, mengenai kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950, menyatakan, bahwa laporan tersebut harus ditulis ulang karena banyak terdapat manipulasi di dalamnya.

Hasil penelitian yang dilakukan secara terburu-buru atas tuntutan pihak oposisi di Tweedekamer (parlemen belanda), disusun dalam laporan berjudul “Nota betreffende het archievenonderzoek naar gegevens omtrent excessen in IndonesiĆ« begaan door Nederlandse militairen in de periode 1945-1950”, disingkat menjadi De Excessennota. Laporan resmi ini disampaikan oleh Perdana Menteri de Jongke parlemen belanda pada 2 Juni 1969.

Dalam De Excessennota dilaporkan sekitar 140 kejahatan yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia, namun angka-angkanya dikecilkan. Misalnya, pembantaian di Sulawesi Selatan, menurut Indonesia jumlahnya mencapai 40.000 orang, dalam laporan tersebut disenut hanya 3000 orang. Pembantaian di desa Rawagede pada 9 Desember 1947, menurut penduduk desa Rawagede, korban pembantaian adalah 431 orang, dalam laporan disebut hanya 20 orang.

Nama-nama komandan dan pelakunya tidak ada yang disebutkan.

Bulan Mei tahun 2009, terungkap nama komandan yang memerintahkan pembantaian di desa Rawagede, yaitu Mayor Alfons Wijnen. Ternyata pada tahun 1948 dia mendapat pengampunan (impunity) dari pemerintah Belanda.

Pada bulan Juni 2009, tiga anggota parlemen belanda, Harry van Bommel (Partai Sosialis), Martijn van Dam (PvdA) dan Mariko Peters (GroenLinks) mengajukan mosi, menuntut pemerintah Belanda meminta maaf atas pemberian pengampunan tersebut. Namun pemerintah belanda menolak meminta maaf.

Pada 28 Oktober 2009, Heinrich Boere, 88 tahun, mantan tentara Jerman, dimajukan ke pengadilan di Aachen, Jerman, karena tahun 1944 di Belanda, dia membunuh 3 (!) orang pendudk sipil belanda. Berarti setelah 65 tahun, kasusnya tidak kadaluarsa. Tahun 2009, telah ada tiga orang mantan tentara Jerman, semuanya berusia di atas 85 tahun, dimajukan ke pengadilan atas kejahatan perang yang mereka lakukan selama perang dunia kedua antara tahun 1941 – 1945.

Di Internationa Criminal Court (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, ada 3 jenis kejahatan yang tidak mengenal kadaluarsa, yaitu Genocide (pembantaian etnis), War Crimes (kejahatan perang) dan Crimes Against Humanity (kejahatan atas kemanusiaan).

Sangat menarik, apa lagi yang akan terbongkar mengenai masa agresi militer belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950.

Yang patut menjadi catatan, semua hal tersebut dibongkar sendiri oleh jurnalis dan sejarawan orang Belanda.

Bahkan anggota parlemen belanda juga bereaksi keras atas temuan-temuan tersebut.

Sementara itu, pembantaian ratusan ribu rakyat Indonesia selama agresi militer belanda yang dilakukan setelah usai perang dunia kedua, tidak ada yang mempedulikan, baik pemerintah belanda, maupun pemerintah Indonesia.

Yang bereaksi hanya satu LSM di Indonesia, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), yang dibantu oleh beberapa anggota parlemen Belanda dan pers Belanda.

Apakah anggota DPR RI, para diplomat RI, sejawawan dan jurnalis Indonesia tidur saja? Samasekali tidak memberikan reaksi atas temuan-temuan baru di belanda sehubungan dengan masa agresi militer belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950?

Terlampir di attachment berita dari Belanda, dan tulisan saya mengenai pembantaian yang dilakukan oleh Westerling dan pasukannya dalam “kudeta Westerling” pada 23 Januari 1950 yang gagal.

Batara R. Hutagalung

Weblogs:

http://batarahutagalung.blogspot.com

http://indonesiadutch.blogspot.com

======================================================

Motie van Harry van Bommel, Martijn van Dam, Mariko Peters

overwegende, dat in de politionele acties door sommige Nederlandse militairen

ernstige schendingen van de mensenrechten onder de bevolking van

Indonesiƫ zijn gepleegd, zoals in december 1947 in het dorp Rawagede op

Java;

overwegende, dat de Nederlandse regering in augustus 2005 spijt heeft

betuigd over de «pijnlijke en gewelddadige scheiding der wegen van

IndonesiĆ« en Nederland» en betreurt dat het aan «de verkeerde kant van

de geschiedenis» terecht is gekomen;

constaterende, dat de Commissie van Goede Diensten van de Verenigde

Naties in 1948 heeft geoordeeld dat de massamoord in Rawagede “opzettelijk en meedogenloos” was;

tevens constaterende, dat op basis van recent vrijgekomen documenten niet alleen blijkt dat Nederlandse militaire en politieke autoriteiten in 1948 op hoogte waren van het oorlogsmisdrijf in Rawagede, maar toen ook besloten de verantwoordelijke commandant van vervolging vrij te stellen;

van mening, dat deze handelwijze uit het oogpunt van respectering van het internationaal recht zoals dat toen gold en het huidige Nederlandse mensenrechtenbeleid te betreuren valt;

verzoekt de regering excuses aan te bieden voor het niet vervolgen van de verantwoordelijke militaire commandant van de massamoord in Rawagede

en gaat over tot de orde van de dag.

Van Bommel

Van Dam

Peters

* i.v.m. wijziging in de ondertekening

No comments: