Saturday, October 3, 2009

Sifat Koruptif Merugikan Orang Lain

MUDAH RUNTUH

Dengan perasaan sedih dan haru luar biasa saya menyaksikan di televisi sore kemarin, breaking news gempa di Sumatra dan sekitarnya. Di kota-kota kecil seperti Pariaman dan yang terlihat saat ini adalah yang di kota Padang, sebuah kota yang lumayan besar dan banyak penduduknya. Sudah dua ratus lebih korban meninggal dunia. Masih beratus-ratus lagi yang kuat diduga berada di bawah puing-puing yang runtuh. Sebuah hotel besar runtuh dan masih menyimpan kepedihan dan rasa perih dan iba di hati.
Yang saya lihat ada ujung kaki sebelah kanan, berkaus kaki, yang sisa tubuhnya tidak terlihat dan seseorang yang berjongkok didekatnya, terlihat tidak berdaya.
Melihat hal itu terlintas di dalam benak saya, mengapa banyak sekali bangunan yang runtuh seperti itu?? Saya mengerti bagaimana besarnya akibat gempa kalau lebih dari 6 atau 7 skala Richter, tetapi apakah kita tidak mungkin bisa mengurangi kepedihan ini?? Yang ingin saya tunjukkan adalah: Bukankah ilmu pengetauan sudah lumayan majunya, untuk ikut serta dan menerapkan standard yang paling aman untuk menghadapi sebuah gempa atau bencana lain??
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang seluruhnya termasuk kedalam Ring of Fire di Pacific Ocean. Kalau hal ini diberikan sebagai pengetauan dasar bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan membangun bangunan sipil dan sipil basah, tentu akan amat menyadarkan pikiran mereka bahwa sesungguh-sungguhnya hal lebih seperti ini, tidaklah terlalu perlu untuk bisa terjadi.
a). Saya yakin bahwa kalau peraturan bangunan sipil ketat diberlakukan sesuai standar yang baku dan mutakhir maka korban tidak akan terlalu banyak. Bila perlu dikeluarkan undang-undangnya.
b). Saya juga yakin bahwa runtuhnya bangunan juga karena banyaknya mutu konstruksi amat tidak memenuhi ketentuan yang ada.
c). Campuran batu pasir dan semen yang kurang benar saja sudah amat memungkinkan runtuhnya bangunan. Belum lagi besi penyangga yang bisa saja ukurannya tidak semestinya, dibawah standard. Kayu? Juga amat mungkin kurang memenuhi stadar mutu dan ketentuan ukuran.
d). Yang tersebut dalam b). dan c). adalah sering kali sebagai akibat perbuatan koruptif dan yang bisa dikategorikan sebagai kolusi, karena rendahnya moral para pelakunya.
e). Kegiatan pengawasan tentunya sudah dimiliki oleh aparat pemerintah, akan tetapi karena unsur yang tersebut di dalam butir d). lah maka terjadi mutu-mutu buruk di sebagian besar dari bangunan sipil mapun sipil basah.
Saya ingin menyerukan agar moral seperti ini bisa dikurangi berangsur-angsur dengan jalan:
A> Mengurangi kerakusan gaya hidup dan hedonisme
B> Ingatlah selalu bahwa kita hidup di dunia tidaklah sendiri
C> Meningkatkan penggunaan akal dan hati nurani sebagai sesama makhluk, karena sikap-sikap negatif yang tersebut dalam A> dan B> akan sudah amat membudaya di dalam masyarakat luas bangsa Indonesia.
Apa yang telah disebut diatas adalah hal-hal yang patut diwaspadai sebagai kelakuan, budi pekerti dan akal manusia yang hakiki, mendasar. Tidak bisa diubah, kecuali oleh diri manusia yang bersangkutan sendiri. Orang lain tidak bisa membantu apabila yang bersangkutan tidak bersedia mengubahnya, masih memuja hedonisme dan tidak bersedia mengakui bahwa manusia yang lain berhak hidup sebaik diri yang bersangkutan.
Ada beberapa ahli dan pengamat ekonomi yang percaya bahwa kueh ekonomi di dunia itu jumlahnya tidak berubah dari masa ke masa, tetapi itu adalah merupakan hak dari seluruh umat manusia. Bila saja ada seseorang atau satu pihak mengambil haknya secara berlebihan maka lebihnya itu akan ditanggung oleh mereka yang tidak mengambil haknya.
Jadi keuntungan satu pihak bisa dikatakan pasti akan merugikan orang lain. Hentikanlah keserakahan menerima upah tetapi masih mengambil keuntungan yang berlebih. Bahkan melakukan "pencurian spesifikasi" atau mengurangi mutu pembangunan dan berakhir dengan merugikan orang lain secara berlebihan, seperti pada waktu terjadi bencana alam seperti gempa di atas.
Anwari Doel Arnowo – 1 Oktober, 2009

Cak Doel,

Mutu bangunan itu pasti faktor yg paling besar yang menyebabkan banyaknya korban.

Tulisan Cak Doel juga mengingatkan banyaknya korban kecelakaan dipulau Jawa selama liburan Lebaran. Saya dengar sekitar 700 korban? kebanyakan karena sepeda motor?

Saya heran juga mengapa tidak ada tindakan polisi kalau sering saya lihat satu sepeda motor ditunggangin 2 orang dewasa dan 2 atau 3 atau 4 anak2. Saya sadar bahwa ini adalah faktor ekonomi, dan kasihan, karena itu satu2nya kendaraan yg mereka punya. Tetapi mereka juga harus dibuat sadar, bahwa hal itu bukanlah menolong keadaan mereka. Keadaan yg berbahaya sekali. Kalau memang tidak mampu pergi dengan kendaraan umum, ya sudah tidak usah pergi ke-mana2.

Nyawa kok disepelekan?!

Terima kasih buat tulisannya Cak.

Salam buat semua.

Suzy

Dear Suzy dan teman-teman sekalian,

Mengenai kecelakaan pada liburan Lebaran itu akan bisa banyak berkurang kalau diberitau salah satu penyebab utamanya, tetapi tidak oleh saya. Saya tidak akan didengarkan orang, tidak akan effective, malah saya akan dibilang kurang ajar. jadi siapa dong?? Para pemuka agamalah yang harus menjelaskannya. Begini:

1. Kegiatan Puasa tidak harus mengusik kehidupan normal, terutama kegiatan yang sama persis juga dilakukan oleh para pemeluk agama lain: Katholik, Kristen dan lain-lain. Mengapa yang Islam mesti mengakibatkan ditutupnya warung dan restoran? Mengubah jam kerja dan malah mungkin jam sekolah? Puasa pertama diliburkan dan lain-lain keistimewaan? Apa lagi minta perhatian istimewa, malah minta dihormati. Apakah sulit menghormati ummat agama lain yang juga berpuasa? Kapan? Tidak Tau kan?

2. Melakukan ritual teraweh, tarawih, yaitu salat setelah berbuka puasa bukan wajib hukumnya, sunnah = not compulsory. Ayah ibu saya, demikian juga mertua, mereka melakukannya di dalam kamar saja, di rumah. Ayah saya Haji dan mertua saya bekerja sebagai salah seorang Kepala Jawatan di Departemen Agama serta juga salah seorang pendiri IAIN di Ciputat (Syarif Hidayatullah). Tidak harus berjamaah di surau atau langgar atau masjid.

3. Ini yang paling berat dan selalu tidak digubris: Salat Iedul Fitri itu juga bukan wajib, jadi juga sunnah. Di Toronto yang salat Iedul Fitri memang banyak, akan tetapi berbaju kerja biasa, selesai salat langsung ke tempat kerja masing-masing. Memang tidak libur. Di London, di masjid Turki yang besar itu, pintunya digembok, tidak ada yang salat. Begitulah setiap tahun, kata orang-orang di sekitarnya. Hal ini dialami oleh seorang wartawan wanita Indonesia yang telah menyiapkan diri; sang wartawan pergi menggunakan taxi untuk melakukan salat yang dinanti-nantikannya, apalagi dia merasa istimewa karena sedang berada di London, England.

Seorang teman yang lama tinggal di Bahrain, juga mengalami hal yang sama seperti yang ada di London itu.

Salat Ied yang dilakukan di Arabia, Canada, Bahrain dan Sumatra serta Kalimantan serta hampir semua tempat di luar Jawa, adalah Iedul Adha. Ini dirayakan secara internasional.

4. Kebiasaan bermaaf-maafan sesudah salad Ied Fitri juga tidak ada di dalam ajaran agama Islam dan juga di dalam kebiasaan atau adat di Arab Saudi sendiri.

5. Kebiasaan nyadran (mengunjungi dan membersihkan makam) juga tidak ada di ajaran Islam dan di Arab Saudi. Bahkan di Arab Saudi tidak ada makam, mungkin hanya makam Nabi Muhammad saja. Raja Saudi Arabia pun tidak ada makamnya, ke dalam liang lahat tempat jenazahnya diistirahatkan dimasukkan dan tidak diberi tanda apapun.

6. Kata Halal Bil Halal itu bukan bahasa Arab. Waktu saya mengikuti pelajaran private bahasa Arab, saya tanya secara khusus kepada pak Gurunya. Jawaban dia tegas berbunyi: MEMANG BUKAN BAHASA ARAB.

7. Minal Aidzin Wal Faidzin juga bukan berupa doa atau salam antar sesama Muslim, karena hanya sebagian dari sebuah kalimat lengkap: JA'ALANALLHU WA IYYAKUM MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN yang menjadi semacam doa yang artinya: semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kemali dan beruntung (menang). Kalau yangdilakukan orang-orang yang dekat dengan nabi Muhammad adal;ah mengucapkan; TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM SHIYAMA WA SHIYAMAKUM yang artinya: semoga Allah menerima amalan puasa saya dan kamu. Minta maaf, lakukanlah menggunakan bahasa ibu kita sendiri saja, tidak usah berbahasa Arab (yang sesungguhnya cukup hanya menggunakan satu kata saja: AFWAN.?

Minta maaf jangan menunggu satu tahun kemudian, lakukanlah setiap saat setelah menyadari berbuat kesalahan.

Kalau yang saya tulis di atas bisa dimasyarakatkan oleh para pemuka agama, maka saya yakin yang melakukan perayaan Iedul Fitri dengan cara sekarang, tentu bersedia menguranginya, menyelaraskannya dan menggantinya ke keperluan yang lebih penting. Jumlah yang mudikpun akan berkurang drastis, tidak lagi seperti sekarang: lebih dari lima juta orang dari Jakarta. Meskipun tahun ini sudah dikeluarkan IMBAUAN dari Polisi agar tidak menggonceng anak waktu mudik menggunakan sepeda motor, masih ratusan orang, mungkin ribuan orang melakukannya, dan kurang ditindak secara hukum. Seperti biasanya, hukum berlaku bagi semua orang, tetapi karena dengan alasan melakukan ritual agama maka hukum menjadi kerdil.

Yang tercantum di atas, saya tidak against atau melawan, karena akan sulit dikerjakan, karena saya sudah menulis yang seperti ini berkali-kali. Mungkin saya menjadi object tertawaan, itupun tidak apa-apa.

Saya ini, tidak lain dan tidak bukan, hanya merasa kasihan kepada mereka yang mudik itu, karena ada beban-beban seperti saya sebutkan di atas. Pembantu di rumah saya sekarang ini saja, baru beberapa jam yang lalu kembali dari desanya di Jatibogor di daerah Tegal, setelah lebih dua minggu meninggalkan pekerjaannya. Dan pasti sekali dia sekarang tidak mempunyai uang karena hasil kerjanya selama setahun telah habis dalam dua minggu saja. Ini terjadi setiap tahun dan tidak pernah mau menuruti kata saya. Seingat saya dia sudah hampir dua puluh tahun ikut saya. Yang seperti pembantu saya ini, sebagian besar dari lima juta orang pemudik adalah mereka yang penghidupannya di bawah garis kemiskinan, atau hanya US$2,- per day!!

Masyaallah ...

Anwari Doel Arnowo - 2 Oktober, 2009

Sifat koruptif merugikan orang lain

Indonesia, khusus nya Sumatera yg ber tubi2 dihantam bencana alam sejak tsunami dulu, memang bencana alam, tetapi inipun bencana moral manusia, moral manusia sebagai sumber kehancuran dalam kehidupan, kembali kita menuding kepada para koruptor yg tidak bertanggung jawab utk menjaga keamanan manusia demi uang, walau saya bukan seorang insinyur tehnik saya yakin setiap bangunan dibangun menurut standard yg ditentukan, seperti juga pembuatan jalan2 raya yg bahan materialnya sudah dikorup duluan sehingga tidak mampu memenuhi standard kualitas jalan raya, dimana dalam waktu singkat aspal2 telah mengelupas, jalanan menjadi berlobang, didesa di Sukabumi sana salah satu ketua desa diadili karena telah meng korup material pembuatan jalan2 desa, kerugian masyarakat utk membangun desanya berkisar 120 juta rupiah, hujan terus menerus tercurah ketika saya berada disana, jalan2 umum dipedesaan yg seharusnya sudah di aspal menjadi becek dan berlumpur, disinilah warga desa menjadi berang akhirnya melaporkan kepada camat ttg pencurian bahan material yg dikorup ketua desa tsb.
Keserakahan manusia yg telah membantu kemarahan alam menteror kehidupan, alam sudah begitu muak melihat kemunafikan manusia, keserakahan serta rendahnya hati
nurani pengelola bumi dinegri kita.
Saya tidak bisa lagi menyaksikan kenyerian serta penderitaan bangsa kita, saya matikan televisi ketika mereka menayangkan peristiwa yg mengenaskan ini, what next? kematian macam apa lagi yg harus diderita bangsa kita ini..? Ketika rayuan serta kecaman tidak bisa merubah manusia, alam pun mengambil alih tugas kita utk membuktikan bahwa mereka pun bisa sebuas manusia, bisa melenyapkan hidup dalam sedetik, meleburkan harta benda manusia dalam sekejap....

Renungan yang semakin panjang
omie




----- Original Message ----
From: djoko sri moeljono <moel_38@...>



Benar sekali,dari foto atau tayangan televisi tampak jelas bahwa mutu bangunan buruk sekali. Ini erat kaitannya dengan pengawasan,yang semuanya omong kosong besar.
Kok ada beton yang reinforcement (penulangan) nya terpisah dari adukan pasir semen? kalau batu bata lepas,bisa diterima Tetapi beton terpisah dari penulangan?
Para teknisi,baik perencana-pelaksana maupun pengawas, semuanya silau oleh uang,uang dan uang.
Semua pihak mengorbankan mutu,melacurkan profesinya demi uang,uang dan uang.
Mutu para teknisi kita memang baru sebatas itu.
Walaupun diajari bagaimanapun juga,tidak akan tersimpan dalam otak mereka semua ilmu yang ada,karena otaknya sudah diisi : uang,uang dan uang!
Menyedihkan memang,tetapi itulah para teknisi Indonesia masa kini, tidak jauh beda dari para anggota DPR yang disumpah kemarin : di mulut - Kami berjanji bla bla bla
perbuatannya nanti - Kami mencari uang,uang,uang!
Kami berkorban jual rumah,jual mobil untuk kampanye,dan semua yang sudah keluar harus kembali
Uang = Kekuasaan atau sebaliknya : Kekuasaan = Uang
Carilah uang agar berkuasa carilah kekuasaan agar banyak uang



--- On Fri, 2/10/09, Kang becak <
kbecak@...> wrote:


From: Kang becak <kbecak@...>
Subject: Re: [RumahKita] Sifat koruptif merugikan orang lain
To: RumahKitaBersama@yahoogroups.com
Date: Friday, 2 October, 2009, 8:47 AM


Pak Anwari,
Gempa di Padang 7,6 Richter.
Sudah seharusnya,
Dijadikan bencana nasional,
Dengan mengibarkan bendera 1/2 tiang.



No comments: