Dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idul Fitri (mengikuti teladan nabi Muhammad) adalah "taqabbalallahu minna wa minkum", artinya kurang lebih : semoga Alloh menerima amalan aku dan kamu. Kemudian menurut riwayat ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang dekat jaman nabi dengan kata-kata "shiyamana wa shiyamakum", yang artinya puasaku dan puasamu, sehingga kalimat lengkapnya menjadi "taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum" (semoga Alloh menerima amalan puasa saya dan kamu).
Minal Aidin Wal Fa Idzin sendiri sebetulnya frasa yang tidak lengkap, karena maknanya adalah : dari orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Ini do'a bukan, salam juga bukan.
Lha kalau minta maaf di hari lebaran lalu gimana?
Sebetulnya sih minta ya minta aja. Atau kalau mau lebih sip, jangan minta melulu tapi sese(ring)kali ngasih lah.
Dalam bahasa arab sebetulnya frasa "mohon maaf lahir bathin" cukup diucapkan dengan satu kata : Afwan. Secara makna, afwan sudah mencakup permintaan maaf yang tulus dan dalam.
Tapi kalau ngotot mengikuti langgam Indonesia yang merasa perlu menekankan lebih khusus permintaan maaf seakan-akan ada bentuk kesalahan lahiriah dan bathiniah, maka bolehlah ucapannya dimodifikasi menjadi Afwan Zahir Wal Bathin.
Tapi yang paling penting tentu saja ucapan selamat, permintaan maaf atau ucapan apapaun yang disampaikan itu didasari perasaan, maksud dan suasana hati yang tulus. Dan untuk mengungkapkan itu, pilihan bahasa ibu sendiri rasanya akan lebih memudahkan, maksud sampai dengan mulus.
Sentaby,
DBaonk
No comments:
Post a Comment